81 / 100 Skor SEO

WartaSugesti.online // Yahukimo – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menamakan diri Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) menganggap para pendulang emas di Kali Kabur, Yahukimo, Papua Pegunungan tersebut sebagai pencuri.

Selain itu, TPNPB OPM menuding penambang emas itu tentara Indonesia, sehingga itu menjadi alasan mereka membunuh 17 Penambang Emas itu, sejak 6 April hingga 9 April 2025.

“Ini namanya pencuri. Datang curi emas di hutan-hutan Papua,” kata juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom lewat rekaman suara yang ia kirimkan kepada Tempo,

Sebby menuturkan, para penambang emas tersebut mulai berdatangan ke tanah Papua sejak 2017 lalu. Semenjak saat itu, kata dia, aktivitas pertambangan terus dilakukan yang berdampak pada kerusakan ekosistem hutan.

TPNPB OPM menyebut kegiatan pertambangan emas itu mendapat sokongan dari aparat TNI dan Polri.

“Betul-betul liar, mereka orang gila. Kami punya semua data,” ujar Sebby.

Menurut Sebby, sudah sepantasnya para penambang emas tersebut diserang dan bahkan dibunuh.

Sebby sendiri meragukan pihak aparat keamanan akan melakukan penegakan hukum terhadap aktivitas tersebut karena adanya kecurigaan telah terjadi kerja sama.

“Prinsipnya mereka pencuri, wajib hukumnya dibunuh, dipotong kaki atau tangan supaya tidak mencuri lagi,” tutur Sebby.

Oleh karena itu, Sebby mengaku heran mengapa banyak masyarakat yang mengutuk serangan yang mereka lakukan.

Padahal, kata Sebby, orang-orang yang menjadi sasaran serang TPNPB-OPM sudah jelas-jelas merupakan pencuri.

“Ini lucu orang-orang, mungkin kurang sehat. Karena mereka mengutuk segala macam,” ucapnya. “Jangan asal mengutuk, kami punya barang bukti (penambangan emas illegal terjadi).”

Sebby menjelaskan alasan kelompoknya menyerang warga sipil yang berprofesi sebagai pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan.

Dia mengklaim, belasan orang yang diserang kelompoknya itu bagian dari tentara Indonesia, yang juga menyamar sebagai pendulang emas.

“Penambangan di Kali Kabur, Yahukimo, memang kerap dilakukan oleh militer pemerintah Indonesia,” klaim dia, Jumat, 11 April 2025.

Menurut Sebby, pasukan militer yang menyamar itu juga kedapatan mengintip markas kelompoknya dengan menggunakan kamera drone.

“Sehingga kami langsung melakukan operasi, eksekusi mati,” ucapnya.

Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi telah membantah tudingan itu.

Dia berujar bahwa belasan korban tewas yang dilakukan KKB itu warga sipil, bukan prajurit TNI.

“Tidak ada prajurit TNI yang gugur,” katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 10 April 2025. (spam)