WartaSugesti.online // Surabaya – Warga Kutisari mengadakan Pagelaran Seni Wayang Kulit dalam rangka bersih Desa (Slamatan Desa) di depan Kantor Desa Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya.
Perayaan ini dikemas meriah melalui pagelaran seni wayang kulit yang menghadirkan nuansa budaya Jawa klasik, juga ada bazar dari UMKM.
Acara ini menjadi momentum untuk melestarikan budaya sekaligus memperkuat semangat pelayanan publik, Sabtu, 13/9/2025, 19.30 wib.
Baca juga : Jalan Penghubung Tragah Kwanyar di Bangkalan Rusak Parah
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Ketua Panitia, dan sambutan Kepala Desa Kutisari.
Camat Tenggilis Mejoyo Dalam sambutannya menegaskan bahwa acara Bersih Desa bukan hanya sekadar selebrasi, melainkan juga ajang mempererat kebersamaan masyarakat.
Swnada, Udin, Ketua Panitia bersih Desa Pagelaran wayang ini bukan sekadar hiburan, tetapi simbol kekayaan budaya yang harus kita jaga.
“Kami juga memberikan apresiasi kepada RT/RW yang ada di Kel. Kutisari agar lebih kompak kedepannya,” tuturnya.
Undangan yang hadir mulai dari Tokoh masyarakat, Lurah Kutisari, Camat Tenggilis Mejoyo, Polsek Tenggilis Mejoyo, Koramil Tenggilis Mejoyo dan seluruh warga Kutisari menambah semarak suasana acara.
Setelah sambutan, dilakukan prosesi pemotongan tumpeng oleh Wali Kota Surabaya kepada Lurah Kutisari.
Usai prosesi penyerahan potong tumpeng, rangkaian acara dilanjutkan dengan penyerahan Gunungan kepada Dalang bahwa pagelaran wayang kulit bisa dimulai.
Pangeran wayang kulit dipimpin lansung Ki Dalang yang populer di kota Surabaya.
Pagelaran wayang malam ini berhasil memukau penonton, dengan cerita bersih desa disertai alunan gamelan dan juga dihibur lawak Katolo CS bikin suasana sakral dan memikat.
Warga desa tampak antusias menikmati pertunjukan yang berlangsung hingga dini hari.
Kehadiran seni tradisional ini dirasakan sebagai angin segar di tengah arus moderenisasi yang kian deras.
Selain menjadi hiburan, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai edukasi budaya bagi generasi mudawarga Kutisari berkomitmen untuk terus menyelenggarakan acara serupa di masa mendatang sebagai agenda tahunan.
“Melalui pagelaran budaya, kami ingin anak-anak muda lebih mengenal jati diri bangsanya. Jangan sampai wayang hanya tinggal cerita tanpa pernah disaksikan,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Perayaan Wayang Kulit dalam rangka Bersih Desa yang diadakan di depan kantor Desa ini berjalan dengan tertib dan penuh rasa kebersamaan.
Semua pihak, mulai dari panitia, perangkat RT, RW hingga masyarakat, terlibat aktif dalam menyukseskan acara.
Antusiasme warga Kutisari terlihat jelas dari banyaknya penonton yang memenuhi sepanjang jalan Kutisari depan kantor desa.
Panitia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung penyelenggaraan acara ini, baik dalam bentuk partisipasi maupun kontribusi lainnya.
Harapannya, peringatan Bersih Desa Kutisari tahun 2025 ini menjadi pemantik semangat untuk membangun desa yang lebih maju, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya dan tradisi.
( Lastomo )